Pages

Subscribe:

Labels

Jumat, 02 Desember 2011

Hackathon, Ajak Para Hacker Indonesia Berbuat Kebajikan

Para pengembang perangkat lunak di Indonesia mendapatkan undangan untuk melakukan kegiatan dengan label ‘hacking’. Jangan salah, yang satu ini dilakukan untuk kebaikan. 
Nama kegiatannya memang mencantumkan kata ‘hack’, namun jangan terjebak dalam stereotipe negatif dulu. Kata ‘hack’ di sini mengacu pada mengembangkan piranti lunak untuk keperluan tertentu
.
Acara tersebut adalah ‘hackathon’ (marathon hacking) Random Hack of Kindness (RHOK) yang diselenggarakan di Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction, Menara Thamrin, Jakarta, 4-5 Desember 2010.
Dari keterangan tertulis yang diterima, acara ini akan digelar selama 48 jam non-stop.

Para pengembang diharapkan bisa menghasilkan piranti lunak yang bisa digunakan dalam upaya tanggap bencana. Tujuannya tak lain untuk mengurangi dampak bencana dan membantu menyelamatkan nyawa.
Dan, sama halnya dengan marathon, ada pemenang dan hadiah yang dapat diraih. Setiap hackathon RHoK akan menjadi kompetisi dengan pembatasan waktu untuk menyelesaikan tantangan yang mereka dapat.
Pada akhir marathon selama dua hari itu, panel akan menilai setiap retasan, dan pemenangnya akan membawa pulang hadiah dan julukan, Bintang RHoK.
Random Hack of Kindness tersebut digelar serentak di 20 kota di dunia. Di Jakarta, acara ini didukung oleh Pemerintah Australia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan DailySocial.net.
Random Hacks of Kindness (RHoK) sejatinya adalah tentang menggunakan teknologi untuk menjadikan dunia tempat yang lebih baik, lewat membangun komunitas yang tujuannya adalah inovasi.
RHoK menyatukan para developer dengan pakar bencana untuk mengenali tantangan kritis global, dan mengembangkan piranti lunak untuk mengatasinya.
Acara ini mendatangkan developer terbaik dan paling cerdas dari berbagai belahan dunia, mereka secara sukarela menyediakan waktunya untuk menyelesaikan masalah nyata dunia.
RHOK ini diprakarsai Google, Microsoft, Yahoo!, NASA dan Bank Dunia. Acara pertama kali dilakukan di California pada November 2009.
Aplikasi dari gelaran pertama itu digunakan untuk menangani bencana di Haiti dan Chili. Hackathon kedua, di Washington DC, menghasilkan aplikasi visualisasi risiko tanah longsor untuk membantu perencanaan dan pengembangan panduan kota dan pedesaan.

0 komentar:

Posting Komentar